13/10/2024

Month: November 2020

PRODUK-PRODUK INDUSTRI KESEHATAN BERBASIS KARET ALAM

Karet alam secara umum dikenal oleh berbagai kalangan sebagai suatu material yang dapat digunakan untuk pembuatan produk yang digunakan di sektor otomotif, konstruksi dan manufaktur, seperti ban kendaraan bermotor, aksesoris kendaraan bermotor, bantalan jembatan/jalan layang (bridge bearing), bantalan sandaran kapal di darmaga (dock fender), dan bantalan tahan gempa (seismic bearing). Di Indonesia, dari sekitar 16% karet alam Indonesia yang digunakan untuk konsumsi dalam negeri, sekitar 80% nya digunakan pada 3 sektor ini oleh pihak industri.

Namun seiring dengan pandemi Covid 19 di seluruh dunia, industri di 3 sektor ini termasuk ke dalam 5 besar sektor industri bersama industri penerbangan/maritim dan industri pariwisata yang mengalami guncangan dalam jangka pendek dan berpotensi mati dengan adanya kebijakan lock down, social distancing, WFH maupun PSBB, termasuk di Indonesia. 

Pembatasan-pembatasan tersebut sangat berdampak pada kelangsungan di 3 sektor industri ini, dari segi kemampuan berproduksi dan turunnya permintaan. Kemampuan produksi menurun, dikarenakan jumlah karyawan berkurang dengan kebijakan WFH dan beberapa bahan baku industri tersebut harus diimpor dari luar negeri yang sulit didapatkan karena distribusi terganggu dan harga yang tidak stabil. Dari segi permintaan juga menurun, karena terutama di sektor otomotif adalah sektor yang dapat ditunda pembeliannya oleh konsumen selain daya beli konsumen secara umum juga menurun dengan PHK di berbagai sektor industri lainnya

Banyak industri yang tidak bisa bertahan, namun menurut Mey dan Ridder (2020) dari Board of Innovation, masih ada sektor industri yang bertahan dan bahkan 15% sektor industri ini diperkirakan akan terus tumbuh dikarenakan justru mendapatkan “dampak positif” dari pandemi Covid 19 ini. Industri mana sajakah itu?

Selain industri e-commerce dan TIK yang diuntungkan dengan pola video conference, belanja daring dan pembelajaran jarak jauh, industri di sektor kesehatan juga mendapatkan keuntungan besar dengan adanya kekhawatiran masyarakat akan penularan covid19 yang sangat cepat. Selain obat obatan, peralatan pelindung diri dari penyebaran virus corona menjadi produk dengan tingkat permintaan pasar yang tinggi seperti masker, hand sanitizer, pakaian APD dan sarung tangan. 

Dari sektor kesehatan ini, ternyata karet alam pun memegang peranan besar dalam pemenuhan permintaan yang meningkat tersebut. Di balik lesunya industri karet di sektor otomotif, konstruksi dan manufaktur, muncul produk produk karet yang dapat digunakan pada sektor kesehatan, antara lain sarung tangan, kondom, bulb dan blader untuk alat tensi darah, serta kateter foley.

Tren permintaan sarung tangan karet global meningkat setiap kali terjadi wabah penyakit di dunia, tidak hanya pandemi Covid 19, ketika terjadi wabah SARS (Tahun 2002-2003), H5N1 (Tahun 2006-2008) dan H1N1 (2009-2010) terjadi lonjakan produksi sarung tangan akibat pertambahan permintaan. Kapasitas produksi nasional sarung tangan karet saat ini sebesar 8,6 milyar pcs dengan realisasi produksi dari 6 industri sarung tangan di Indonesia sebesar 6,88 milyar pcs dengan nilai penjualan dalam negeri berkisar 10-20 %, sisanya diekspor untuk memenuhi permintaan sarung tangan karet dunia. 

Kondom sangat efektif untuk mencegah penyakit menular seksual termasuk HIV. Penggunaan kondom dapat mengurangi resiko penularan hingga 80%. Kondom juga digunakan sebagai alat untuk mencegah kehamilan atau mengontrol kelahiran dengan efektifitas hingga 98%. Kebutuhan kondom di Indonesia mencapai 1 juta gros kondom per tahun. Kondom produksi lokal hanya mencapai 400 rb gros, sehingga sisanya masih perlu diimpor. 

Blader pada tensimeter/sphygmomanometer adalah kantung yang dapat mengembang dengan bantuan bulb hingga dapat menekan tangan untuk mengukur tekanan darah. Terbuat dari karet alam dengan teknik pencelupan. Pasar tensimeter cukup besar dikarenakan telah menjadi alat kesehatan yang penting di rumah sakit, klinik bahkan di rumah tangga. Tensimeter mudah digunakan dan dioperasikan, bahkan sudah ada yang bertipe digital. Setiap tensimeter membutuhkan 1 karet blader. Kebutuhan tensimeter domestik mencapai 200 rb pcs per tahun dan saat ini dipenuhi oleh produk impor, padahal industri lokal telah mampu mengekspor 15o rb pcs blader per bulan ke 30 negara lain.

Kateter foley atau biasa disebut kateter balon adalah alat medis untuk mengosongkan kandung kemih terutama pada pasien yang akan operasi namun pergerakan terbatas, setelah operasi kandung kemih, atau yang berpenyakit kesulitan mengeluarkan urine dari kandung kemih. Biasanya kateter foley dihubungkan dengan urine bag atau urinemeter. Diproduksi dari karet alam yang dilapisi silikon untuk menghilangkan resiko kerak (encrustion).

Dengan potensi besar yang dimiliki oleh produk karet alam di sektor kesehatan, terdapat tantangan yang dapat mengurangi penggunaan karet alam di dunia medis terutama pada penggunaan yang kontak langsung dengan kulit atau tubuh manusia, yaitu isu protein allergen dan nitrosamin pada produk berbahan dasar karet alam. Kedua isu inilah yang kemudian memunculkan kompetitor bagi karet alam sebagai bahan pembuat sarung tangan, yaitu sarung tangan nitril yang grafik penggunaannya semakin menaik akhir akhir ini, termasuk di Top Glove, sebagai industri sarung tangan no 1 di dunia.

Protein allergen adalah respon sistem imun terhadap protein tertentu yang terdapat pada lateks karet alam. Reaksi alergi yang hanya muncul pada beberapa orang saja ini ditandai dengan munculnya ruam, rasa gatal, bercak merah di kulit, dan gejala pernapasan yang jika berlanjut  pada reaksi alergi yang disebut anafilaksis dapat menyebabkan kematian bila tidak segera ditangani. Masalah protein allergen dalam produk lateks karet alam ini dapat diatasi dengan teknologi deproteinasi pada lateks karet alam dengan menggunakan urea, papain atau enzim proteolitik. Dapat juga dilakukan dengan proses yang dilakukan di pabrik sarung tangan atau kondom, berupa pencucian (leaching), klorinasi (chlorination), ataupun pelapisan dengan polimer lain (polymer coating).

Sedangkan nitrosamin adalah senyawa yang terdapat pada produk lateks karet alam yang bersifat karsinogenik. Keberadaan nya diduga berasal dari bahan pencepat (accelerator) yang digunakan dalam sistem vulkanisasi konvensional yang menggunakan belerang. Untuk mengatasinya dapat menggunakan alternatif sistem vulkanisasi yang bebas bahan pencepat, seperti sistem vulkanisasi peroksida.

Alternatif untuk menyelesaikan dua masalah tersebut adalah dengan mengunakan teknologi iradiasi dengan mengunakan sinar gamma atau berkas elektron (electron beam). Dengan menggunakan teknologi radiasi ini tidak lagi diperlukan bahan kimia pemvulkanisasi untuk melakukan vulkanisasi dalam pembuatan barang jadi karet, ikatan silang antar molekul karet terbentuk dengan bantuan radiasi. Dengan cara ini, protein yang terdapat pada lateks karet alam pun ikut terdenaturasi sebagai efek dari radiasi. Teknologi ini dapat memecahkan dua masalah sekaligus yaitu protein allergen dan nitrosamin yang menghantui prospek penggunaan lateks karet alam di sektor kesehatan.