29/03/2024

adminv1

Perundingan Perdagangan Indonesia Hadapi European Deforestation-Free Regulation (EUDR): Tantangan, Kesiapan, dan Strategi

CIREBON - Pada 19 Desember 2023, telah dilaksanakan perhelatan forum diskusi bertajuk "Perundingan Perdagangan Indonesia Hadapi European Deforestation-Free Regulation (EUDR): Tantangan, Kesiapan, dan Strategi" yang berlangsung di Cirebon. Forum ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kesiapan Indonesia dalam menghadapi kebijakan EUDR dan menyusun serangkaian rekomendasi strategis dan langkah adaptasi untuk mengatasi dampak kebijakan tersebut bagi perdagangan subsektor perkebunan.

Dalam perundingan tersebut, Direktur Perdagangan, Perindustrian, Komoditas, dan Kekayaan Intelektual Kementerian Luar Negeri Ditya Agung Nurdianto menyampaikan hasil kajian Kementerian Luar Negeri terkait penerapan EUDR. Pemerintah Indonesia menilai penerapan EUDR melanggar International Environmental Commitment dan berpotensi merugikan petani kecil serta tidak mengakui upaya perlindungan lingkungan Indonesia. “Selain itu, penurunan tingkat deforestasi Indonesia pada periode 2021-2022 tidak diakui, dan kriteria benchmarking EUDR dianggap melanggar ketentuan WTO,” ujar Ditya.

Penerapan EUDR juga dianggap berpotensi menurunkan penjualan komoditas perkebunan di Indonesia. Adapun komoditas yang terpengaruh antara lain adalah minyak sawit, karet alam, kopi, dan kakao. Ekspor komoditas perkebunan Indonesia ke UE pada beberapa tahun belakangan memang mengalami penurunan signifikan, seperti karet yang mengalami penurunan ekspor sebesar 50% pada periode Januari–Oktober 2022.

Asisten Direktur Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Angga Eko Emzar mengungkapkan, komoditas karet Indonesia saat ini mempunyai share yang relatif kecil bagi industri di UE sehingga berpotensi digantikan competitor dari negara lain. Hal tersebut dapat diketahui dari pergerakan volume ekspor dan produksi Cote d’Ivoire, Vietnam, dan Thailand yang menunjukkan adanya substitusi proporsi ekspor dan produksi ketika Indonesia dan Malaysia mengalami penurunan volume. “Selain itu, kami melihat negara kompetitor di Afrika memiliki berbagai keunggulan, di antaranya adalah jarak yang lebih dekat ke Eropa dan harga cup lump yang lebih murah,” ungkap Angga.

Dalam menghadapi EUDR, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh pelaku industri karet di Indonesia, di antaranya, yaitu menyusun Joint Task Force dengan negara produsen lain melalui asosiasi internasional komoditas untuk Menyusun platform sertifikasi produk untuk karet, kopi, dan kakao yang diakui oleh UE, serta melakukan dialog dan diplomasi guna pengakuan atas platform sertifikasi produk yang dibentuk.

Selain itu, pelaku industri karet dapat melakukan upaya percepatan program di dalam negeri, antara lain adalah:

1. Percepatan database Perusahaan Industri karet, kopi, kakao melalui Siperibun

2. Percepatan pendataan pekebun karet, kopi, kakao melalui e-STDB sebagai bahan traceability.

3. Penyusunan dan penerapan sertifikasi produk berkelanjutan (IS COCOA, IS COFFEE, SNARPI)

4. Pengentasan permasalahan komoditas dalam negeri, terutama pada tingkat on farm

Forum diskusi ini menjadi platform bagi para pemangku kepentingan untuk berdiskusi secara komprehensif, menyatukan pandangan, dan merumuskan langkah-langkah konkret dalam menghadapi regulasi EUDR yang kompleks. Pemerintah Indonesia terus berkomitmen untuk melindungi kepentingan petani kecil dan menjaga keberlanjutan sektor perkebunan dalam menghadapi perubahan regulasi global.

Dr. Radite Tistama

Peneliti Agronomi dan Fisiologi

Pusat Penelitian Karet

Telp: +6711 7439493

Ponsel: +6281361215741

Email: ppksembawa@puslitkaret.co.id

PERESMIAN RUMAH KACA RISET PUSAT PENELITIAN KARET DARI PROYEK SATREPS

Pusat Penelitian Karet (Indonesian Rubber Research Institute) – PT Riset Perkebunan Nusantara pada hari Senin, 27 November 2023 telah melaksanakan peresmian rumah kaca dengan pengguntingan pita  yang dilakukan oleh Dr. Minami Matsui dari RIKEN dan Dr. Suroso Rahutomo selaku Kepala Pusat Penelitian Karet. 

Peserta  yang hadir pada kesempatan ini adalah  Mr. Mashiro Hatsu dan Ms. Misa Masuda dari Japan Science and Technology Agency (JST), Dr. Minami Matsui, Dr Wee Dee Ong dari Riken Japan, Dr. Masafumi Shimizu, Dr. Yoshiharu Yamamto, Dr. Stephany Angelia Tumewu dari Gifu University Japan, Dr, Masahiko Ota dari Nagasaki University Japan, Dr, Retno Lestari dari Universitas Indonesia, Mr. Satoru Mitani dan Ms. Sheny Marliana SS, dan Dr. Thomas Wijaya dari Japan International Collaboration Agency (JICA) dan dari Puslit Karet yaitu Dr. Tri Rapani Febbiyanti, Dr. Radite Tistama, Aprizal Alamsyah M.Si., Sayurandi, M.Si., Iman Satra Nugraha, S.E., Martini Aji, M.Si, Andrea Akbar, S.P., Teknisi, dan Laboran.

Rumah kaca riset yang dilengkapi dengan penstabilan suhu dan kelembaban, intensitas cahaya, pengkabutan (misting) dan pemberian nutrisi, dan generator otomatis bertujuan untuk mendukung penelitian di Puslit Karet   yang berjudul “Development of Complex Technologies for Prevention and Control of Rubber Tree Leaf Fall Diseases”.

Penelitian tersebut merupakan proyek SATREPS (Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development) yang didanai oleh JST bersama dengan JICA dan merupakan kolaborasi antara Pusat Penelitian Karet, RIKEN Japan, Universitas Indonesia dan Gifu University. Adapun tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk mendapatkan teknologi mengatasi penyakit gugur daun karet yang saat ini menjadi masalah dan menurunkan produksi karet nasional. 

Dalam sambutannya Dr. Suroso Rahutomo mengucapkan terima kasih karena Pusat Penelitian Karet telah dipercaya untuk ikut serta dalam proyek SATREPS. ”Dengan diresmikannya rumah kaca ini maka akan memperlancar kegiatan penelitian di PPK sehingga teknologi untuk pencegahan dan pengendalian Penyakit Gugur Daun Pestalotiopsis pada Tanaman Karet dapat segera diperoleh”, ujar Kepala Pusat Penelitian Karet.

Dr. Mitani Satoru dari pihak JICA juga menyampaikan terima kasih atas kolaborasi antar pihak dalam kerja sama ini yang terjalin dengan sangat baik sekaligus penyambutan hangat yang diberikan oleh Puslit Karet. Kedepannya, Dr. Mitani Satoru berharap masing-masing output dari kerja sama riset ini sesuai dengan yang diharapkan.

---

Keterangan Lebih Lanjut:

Dr. Radite Tistama

Dr. Tri Rapani Febbiyanti

Peneliti Proteksi Tanaman

Pusat Penelitian Karet

Telp: +6711 7439493

Ponsel: +6281361215741, +6281368739028

email: ppksembawa@puslitkaret.co.id

EKSPOSE HASIL RISET UNGGULAN DAN GELAR TEKNOLOGI

Perkebunan mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan nasional, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, penerimaan devisa negara, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri serta optimalisasi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Dalam mendukung peranan tersebut, salah satu upaya yang dilakukan PT RPN yaitu berfokus pada bidang penelitian yang dapat dijadikan hal utama untuk mendukung Operational excellence untuk mencapai sasaran kinerja Perusahaan dan keberlanjutan bisnis PTPN Grup termasuk
PT RPN. Tentunya dalam pelaksanaan hal tersebut tidak lepas dari dukungan Holding PTPN III (Persero) yang berkomitmen memberikan pendanaan kegiatan riset yang sudah dilakukan sejak tahun 2022.  Melalui pendanaan tersebut, terdapat 17 riset yang dihasilkan dan beberapa telah memasuki tahap akhir, sehingga untuk pemaparan hasil dan kemajuan dari 17 riset tersebut dilakukan pada kegiatan Ekspose Hasil Riset Unggulan sekaligus Gelar Teknologi Hasil Penelitian yang dilaksanakan selama dua hari yaitu pada 21 s.d. 22 November 2023 bertempat di Gedung Agro Plaza Lt. 18.

Acara tersebut dilaksanakan secara Hybrid dan dihadiri sejumlah 220 undangan dari berbagai entitas perusahaan baik secara online maupun offline. Dalam acara ini hadir secara offline Asisten Deputi (Asdep) Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN, Bapak Rachman Ferry Isfianto; Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Bapak Mohammad Abdul Ghani, Komisaris Utama PT RPN, Bapak Sjukrianto Yulia; Jajaran Board of Advisory IPI, Bapak Joefly Joesoef Bahroeny dan Bapak Firdaus Ali; serta Direktur PTPN IV, Bapak Sucipto Prayitno.  

Adapun rangkaian acara hari pertama pada 21 November 2023 yaitu penandatanganan Surat Perjanjian Kerja Sama (SPK) dan launching produk teknologi Nusaklim, yakni peranti stasiun deteksi iklim otomatis, NusaGis (layanan pemetaan lahan), dan OPA (Oil Palm Assistant), dan rangkaian acara hari kedua pada 22 November 2023 yaitu pemaparan 17 hasil riset unggulan PTPN Grup yang disampaikan oleh peneliti-peneliti terbaik PT RPN.

 “Acara Ekspose hasil riset unggulan dan gelar teknologi PT Riset Perkebunan Nusantara ini merupakan ajang yang baik bagi peserta untuk saling bertukar informasi dan berdiskusi mengenai kemajuan kegiatan riset yang dilakukan oleh PT Riset Perkebunan Nusantara, di antaranya dalam kerjasamanya dengan PT Perkebunan Nusantara Group, Selain itu, acara ini merupakan kesempatan yang baik bagi para peserta untuk berdiskusi mengenai kebutuhan riset yang diperlukan oleh para pemangku kepentingan industri perkebunan” Ungkap Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) dalam sambutan saat pembukaan acara.

Hal tersebut sejalan dengan Welcoming Speech Direktur PT RPN, Iman Yani Harahap yang berharap dalam kegiatan ini akan banyak sekali wawasan yang berharga yang akan membantu siapa saja dalam pengambilan keputusan dan perencanaan berbasis riset di masa depan.

Dalam kesempatan yang sama, Asisten Deputi Bidang Industri Perkebunan dan Kehutanan Kementerian BUMN, Rachman Ferry Isfianto, mengapresiasi upaya riset dan pengembangan yang telah dilakukan PTPN Group. “Kita yakin bahwa riset perkebunan ini akan bermanfaat untuk kita semua,” ujarnya.

Ferry berharap, dengan berbagai upaya yang telah dan akan dilakukan manajemen perusahaan, performa PTPN Group ke depan bisa terus meningkat dan tumbuh berkelanjutan. “Kita punya tantangan untuk membuka lahan baru sebagai food estate, dan ini bagian dari yang dulunya hutan. Oleh karena itu, terus tingkatkan produktivitas, kualitas, dan keberlanjutan dari inti bisnis PTPN,” imbuhnya.

PT Riset Perkebunan Nusantara mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi sehingga acara “Ekspose Hasil Riste Unggulan dan Gelar Teknologi PT RPN” berjalan dengan sebaik-baiknya dan harapannya dapat membawa manfaat bagi PTPN Group, Negara dan Masyarakat.

---

Keterangan Lebih Lanjut:

Syahrizani Sidadolog

Divisi Sekretariat

PT Riset Perkebunan Nusantara

Ponsel: +6285361031099

WEBINAR REGULASI DAN KEBIJAKAN TEH NASIONAL DALAM RANGKA

MENUJU DIES NATALIS PPTK KE-51

SUSTAINABILITEA UNTUK EKSISTENSI TEH INDONESIA

Rabu, 22 November 2023

22 November 2023 – Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) yang merupakan Cabang Unit PT Riset Perkebunan Nusantara menggelar Webinar Regulasi dan Kebijakan Teh dengan Tema “Sustainabilitea untuk Eksistensi Teh Indonesia” dalam rangka menuju Dies Natalis PPTK ke-51 yang dihadiri sebanyak 82 peserta webinar, Rabu (23/11/2023).

Kepala Pusat Penelitian Teh dan Kina dalam sambutannya mengatakan bahwa PPTK sebagai lembaga penelitian dan pengembangan satu-satunya di Indonesia yang berfokus pada komoditas teh memiliki peran dan posisi yang strategis untuk memfasilitasi kajian dan diskusi ilmiah dalam rangka merumuskan rekomendasi kebijakan teh nasional.  “Pentingnya eksistensi PPTK untuk keberlanjutan teh Indonesia” ujarnya.

Sejalan dengan sambutan Kepala PPTK,  para narasumber webinar, Ibu Kralawi Sita (PPTK), Bapak Slamet Bangsadikusumah (Ketua Umum GPP Jabar-Banten) dan Bapak Farid Amir (Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan) mengungkapkan bahwa industri teh Indonesia mengalami kinerja on farm yang semakin menurun meliputi luas areal, produksi dan kualitas, serta diikuti kinerja dinamika perdagangan ekspor yang cenderung turun dan sebaliknya impor meningkat, hal tersebut semakin memperkuat urgensi pelaksanaan webinar ini.

Adapun yang menjadi tantangan pada eksistensi komoditas ini yaitu rantai nilai hulu atau produsen sampai dengan retail konsumen akhir memiliki pertambahan nilai gap margin manfaat yang cukup besar. Selain itu, risiko disrupsi global dapat berupa penurunan ekonomi negara tujuan ekspor, harga komoditas yang berfluktuasi, harga input yang mahal, menguatnya tensi geopolitik, perubahan preferensi tenaga kerja, perubahan iklim, dan perubahan preferensi konsumen.

“Guna mengatasi permasalahan teh nasional sekaligus menangkap peluang agribisnis teh perlu diberlakukan Regulasi dan Kebijakan Teh Nasional secara komprehensif dan menyeluruh sehingga diharapkan dapat mengatasi permasalahan teh nasional dari hulu sampai hilirnya” ungkap Ketua APTEHINDO, Nugroho B. Koesnohadi dalam sambutannya.

Diskusi pada webinar ini menghasilkan rumusan pentingnya kebijakan safeguards prioritas, meliputi ; 1) kebijakan peningkatan produksi untuk pemenuhan konsumsi domestik dan peluang ekspor; 2) kebijakan perlindungan lahan dari aktivitas okupasi liar dan alih fungsi yang kurang sesuai dengan carrying capacity; 3) kebijakan input produksi (pemberlakuan upah dan dukungan subsidi pupuk dan energi); 4) kebijakan penyesuaian tarif dan penerapan non-tarif barrier untuk proteksi produk impor teh ke Indonesia; 5) kebijakan skema pembiayaan lain non APBN untuk pengembangan industri teh nasional seperti BPDP Non Sawit.

Dengan terlaksananya Webinar ini, Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) berharap dapat membantu dan menjadi solusi bagi para pelaku usaha sehingga komoditas teh Indonesia akan tetap eksis.

                                                                                  ---

Keterangan Lebih Lanjut:

Annisa Rosdiana

Sekretaris

Pusat Penelitian Teh dan Kina

Telp: +6222 5928186

Ponsel: +6281772863764

email: secretariat@iritc.org

Kontribusi dan Trend Komoditas Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah Provinsi Sumatera Selatan

Pusat Penelitian Karet Sembawa, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.
Rabu, 15 November 2023

Upaya menyikapi kelangsungan dan kemajuan inovasi riset sektor perkebunan terus dilakukan dengan menindaklanjuti program riset unggulan berjudul “Kontribusi dan Trend Komoditas Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah Sentra Perkebunan” yang menjadi fokus Holding Perkebunan PTPN III (Persero) melalui PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) selaku anak perusahaan untuk unggul dan berdaya saing demi keberlanjutan hulu hilir komoditas perkebunan di skala domestik dan internasional.

Pusat Penelitian Karet (PPK) sebagai satu-satunya lembaga riset RPN yang memiliki sumber daya peneliti handal di bidang perkaretan ditunjuk sebagai pelaksana kegiatan FGD yang membahas ruang lingkup prospek, kebijakan dan eksistensi kinerja stakeholder terkait pengembangan perkebunan karet dalam negeri khususnya sentra kebun karet di Sumatera Selatan.

Kegiatan FGD yang berlangsung di Gedung Aula Hevea PPK Sembawa diikuti setidaknya oleh 151 peserta termasuk 30 orang peserta yang hadir secara daring. Kehadiran peserta FGD mewakili unsur pemerintah yang terdiri dari Holding Perkebunan PTPN III, PT Perkebunan Nusantara 7, Kementerian Pertanian, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Penelitian Pembangunan Daerah, Badan Perencanaan Statistik, Badan Standardisasi Instrumen Pertanian, Agraria Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional, Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Perdagangan, Dinas Perindustrian, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Pusat Penelitian Teh Kina (PPTK), Pusat Penelitian Kopi Kakao Indonesia (PPKKI), Pusat Penelitian Pengembangan Gula Indonesia (P3GI), Otoritas Jasa Keuangan serta Perbankan milik negara dan daerah. Selain itu, peserta dari berbagai lembaga lainnya seperti perusahaan perkebunan, perusahaan pupuk, perusahaan minyak dan gas, produsen manufaktur juga hadir bersama Civitas Akademika, Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (GAPKINDO), Asosiasi Petani Karet Indonesia (APKARINDO) dan perwakilan petani karet Unit Pengolahan Pemasaran Bokar (UPPB) juga hadir mengikuti serangkaian agenda acara dengan topik yang dibagi dalam tiga sesi diskusi ini.

Kearifan lokal khas daerah Kabupaten Banyuasin mengawali pembukaan FGD ini dengan pentas kesenian tari “Mantang Para”, yang seakan menceritakan kesan tentang aktifitas berkebun karet dilakukan dengan penuh semangat dan riang gembira. Kepala Pusat Penelitian Karet Dr. Suroso Rahutomo dalam sambutannya mengemukakan bahwa FGD sangat diperlukan untuk mendukung langkah strategis sebagai solusi pengembangan industri karet melalui ruang diskusi. Hal tersebut senada dengan Dr. Misnawi selaku SEVP Operasional II RPN yang menyatakan pentingnya kesinambungan dalam peningkatan produktivitas kebun secara maksimal dengan mengupayakan aspek peran sumber daya yang ada.

Pertemuan ini berlangsung dinamis dengan keaktifan peserta menyampaikan ide, gagasan dan pertanyaan kepada narasumber pada setiap sesi diskusi. Pada akhirnya diperoleh rumusan hasil FGD yaitu :

Komoditas karet berkontribusi sebagai sumber mata pencaharian bagi 2,33 Juta keluarga, devisa negara US$ 3,65 M, serta produk yang bernilai ekologis. Akan tetapi perkembangan harga karet alam dunia selama dekade terakhir mengalami stagnan rendah, yang disebabkan oleh dampak pandemi, post pandemic, dan perubahan iklim. Selain itu, adanya serangan penyakit gugur daun pestalopsiosis telah berdampak sangat signifikan terhadap produksi, produktivitas dan kualitas karet. Kondisi serangan penyakit ini pun telah menyebabkan kebun karet yang produktif menjadi tidak produktif, terlebih pada kondisi kebun karet yang sudah tidak produktif (tua). Disisi lain, konsumsi karet nasional dan global cenderung terus mengalami kenaikan. Dengan dinamika kinerja on farm dan perdagangan berimplikasi menyebabkan banyak industri pengolahan karet memenuhi bahan baku berasal dari impor untuk memenuhi konsumsi nasional dan global, untuk menghindari atau mengurangi hal tersebut perlunya dilakukan beberapa upaya dalam keberlanjutan karet rakyat di Indonesia dan dibutuhkan strategi berupa program peremajaan sesuai GAP, peningkatan protas, perbaikan harga dan compliance terhadap berbagai barrier pasar luar negeri (Sustainability dan Regulasi EU Deforestation).

Pembangunan perkebunan di Sumatera Selatan sejalan dengan visi misi “Provinsi Sumatera Selatan Maju untuk Semua” Membangun Sumatera Selatan Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Mendukung Sektor Pertanian, Industri, dan UMKM yang Tangguh untuk Mengatasi Pengangguran dan Kemiskinan Baik di perkotaan maupun di Pedesaan. Peran strategis komoditas perkebunan di Provinsi Sumatera Selatan terlihat dari trend dan kontribusi nilai ekspor perkebunan berada di urutan kedua sebagai komoditas ekspor tertinggi adalah Karet dan barang dari Karet dengan nilai sebesar US$1.465,12 juta (19,32 persen). Sumatera Selatan dikenal sebagai penghasil karet terbesar di Indonesia pada tahun 2022 dan dilanjutkan Sumatera Utara, Jambi, serta Riau, dengan total produksi karet alam Indonesia adalah 3,14 juta. Dari segi konsumsi tahun 2021, industri karet hilir terbesar pada konsumsi industri ban sebesar 248.598 ton (28%), dilanjutkan dengan MRG (15%), alas kaki (11%), dan ban vulkanisir (11%). Jadi hasil dari karet 80% diekspor, dan 20% untuk industri ban.

Adapun berbagai tantangan yang dihadapi pelaku usaha karet alam saat ini yaitu terbatasnya akses pembiayaan, kesiapan digital, akses pemasaran, serta kemauan untuk mengembangkan. Dalam menanggulangi hal tersebut diperlukan beberapa upaya seperti replacement tanaman tua dengan klon unggul, pada teknologi yang dikembangkan berupa inovasi pembuatan lateks pekat secara pendadihan dan produk hilir yang seperti dalaman bola (bliter), busa alam, sebutret dan karet gelang. Pada diskusi FGD ini juga terdapat diskusi mengenai Perbankan mempertimbangkan harga komoditas karet untuk pemberian kredit, karena terkait kemampuan pengembalian kredit oleh petani. OJK akan mempelajari skema kredit terbaik untuk petani karet. Perbaikan harga di sektor hulu perlu ditarik pengembangan sektor hilirnya. Selain itu dalam pemasaran karet dapat melalui UPPB sebagai alternatif menjual karet dengan harga yang lebih tinggi. Puslit Karet berkomitmen melakukan pembinaan ke petani untuk dapat melakukan hilirisasi agar dapat meningkatkan nilai tambah hasil perkebunan karet menjadi produk/barang jadi.

PT Riset Perkebunan Nusantara selaku pengarah dalam pelaksanaan kegiatan FGD ini, mengapresiasi dukungan dan partisipasi para pihak termasuk mitra kerja Pusat Penelitian Karet yang membantu FGD berjalan dengan lancar.

PT Riset Perkebunan Nusantara mengucapkan terima kasih kepada Holding Perkebunan PT PN III atas kepercayaannya dan terselenggaranya serangkaian acara sehingga hasil kegiatan riset unggulan ini dapat tercapai dengan baik. Komitmen bersama tentunya menjadi penting untuk kemajuan Perusahaan demi mengapai tujuan dari seluruh bentuk dan upaya pembangunan berkelanjutan yang selaras dengan core value AKHLAK, BUMN untuk Negeri.

Acara ini juga diliput berbagai media cetak maupun elektronik seperti :
https://www.akselnews.com/riset-perkebunan-nusantara-sebut-sawit-primadona-produksi-karet-turun-karena-ini/
https://sumselupdate.com/fgd-temukan-solusi-terkait-perkebunan-di-sumsel/
https://sumeks.disway.id/read/687419/fgd-kontribusi-dan-tren-komoditas-diharap-bisa-berikan-solusi-masalah-perkebunan
https://www.rri.co.id/daerah/445099/produksi-karet-makin-turun-rpn-perlu-solusi-segera?utm_source=news_main&utm_medium=internal_link&utm_campaign=general_campaign